Inforiauterkini.id || Semarang – Peserta Aksi Kamisan kembali menyuarakan keadilan untuk Gamma.
Peserta bergantian melakukan orasi menyampaikan tuntutan keadilan untuk Gamma dan pencopotan Kapolrestabes Semarang.
“Suara akun-akun pergerakan yang menyuarakan Gamma justru dianggap sebagai omong kosong belaka. Maka hari ini kita mewujudkan itu melalui aksi nyata, kita mau tampilkan kepada publik,” ucap orator dalam Aksi Kamisan.
“Bahwa kita cukup resah, kita bayangkan sampai dengan hari ini sudah satu minggu sejak aksi kamisan lalu, kita ingin adanya pemecatan Kapolrestabes Semarang juga belum ada tindakan nyata atau bahkan diperdalam,” seru orator.
Aksi ini menyoroti adanya 3 perbedaan kronologis terkait penembakan Gamma.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyampaikan korban Gamma adalah pelaku tawuran, anggota gangster dan juga melakukan perlawanan dengan senjata tajam ketika Aipda Robig Zaenudin membubarkan tawuran. Sehingga Aipda Robig Zaenudin melakukan penembakan yang mengakibatkan siswa SMKN 4 Semarang itu meninggal dunia.
Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Aris Supriyono mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, Aipda Robig melakukan penembakan tidak terkait dengan pembubaran tawuran. Namun, karena adanya senggolan kendaraan.
Sementara dari korban yang selamat mengatakan tidak ada tawuran dan tidak ada senggolan motor.
“Pertanyaannya yang benar yang mana?” ujarnya.
“Maka hari ini kita di depan gedung Polda Jawa Tengah, di depan uang rakyat. Yang dia gunakan uangnya untuk memanipulasi, untuk menutupi kasus, untuk membayar wartawan. Maka hari ini kita tuntut kronologi sebenarnya dan faktanya seperti apa,” ungkapnya.
Aksi ini juga mengungkapkan adanya pertanyaan yang muncul di benak masyarakat terhadap Aipda Robig Zaenudin yang merupakan ex anggota Sat Res Narkoba Polrestabes Semarang.
“Pertanyaannya kepada ex Aipda Robig, ciu jenis apa yang diminum Aipda Robig sebelum melaksanakan tugas malam hari itu? Ciu apa, ayo, sangat tidak masuk akal,” ujar orator yang lain.
Aksi ini juga menyoroti sikap ksatria dari Gus Miftah.
” Itupun Gus Miftah karena adanya petisi,” ucap orator.
Aksi ini menuntut agar diungkap dengan sebenar-benarnya terkait dengan dugaan-dugaan motif Kapolrestabes Semarang menutup-nutupi kasus ini.
“Kita masih bersepakat bahwa hari ini kita ingin melawan semua itu. Kita ingin agar segera dibuka ke publik dan mendapatkan hukuman yang setimpal terkait dengan upaya dugaan manipulasi,” serunya.
(Red)